Friday, March 9, 2012

Focus Group Discussion (FGD)


FGD merupakan bentuk penelitian kualitatif di mana sekelompok orang yang bertanya tentang sikap mereka terhadap produk, layanan, konsep, iklan, ide, atau kemasan. Pertanyaan diminta dalam grup pengaturan interaktif dimana peserta bebas untuk berbicara dengan anggota kelompok lainnya.
Dalam FGD biasanya terdapat suatu topik yang dibahas dan didiskusikan bersama. Prinsip-prinsip FGD di antaranya:
1. FGD adalah kelompok diskusi bukan wawancara atau obrolan. Ciri khas metode FGD yang tidak dimiliki oleh metode riset kualitaif lainnya (wawancara mendalam atau observasi) adalah interaksi! Hidup mati sebuah FGD terletak pada ciri ini. Tanpa interaksi sebuah FGD berubah wujud menjadi kelompok wawancara terfokus (FGI-Focus Group Interview). Hal ini terjadi apabila moderator cenderung selalu mengkonfirmasi setiap topik satu per satu kepada seluruh peserta FGD. Semua peserta FGD secara bergilir diminta responnya untuk setiap topik, sehingga tidak terjadi dinamika kelompok. 


Thursday, March 8, 2012

Himenoplasty


Hymen adalah lapisan mukosa yang mengelilingi atau menutupi sebagian dari muara vagina. Lapisan tersebut, seperti halnya mukosa vagina, juga mempunyai pembuluh darah dan pembuluh saraf. Oleh sebab itu, robekan pada hymen seringkali diikuti dengan perdarahan dan rasa nyeri.
Pada saat seorang gadis baru memasuki usia sekolah, selaput dara masih tipis dan bahkan hampir tembus cahaya. Oleh karena itu, pada usia ini, selaput dara lebih mudah mengalami robekan, terutama akibat olahraga seperti berkuda, bersepeda, atau senam. Setelah pubertas, akibat pengaruh hormon estrogen, hymen akan sedikit menebal dan berwarna merah muda. Tapi perlu diingat bahwa ketebalan, bentuk, dan elastisitas hymen berbeda-beda pada setiap wanita.

(SAP) Satuan Acara Pembelajaran Epidemiologi



Nama Dosen            : THOUFAN PRATAMA, SKM
Program Studi         : DIII Kebidanan
Kode Mata Kuliah   :
Nama Mata Kuliah  : Epidemiologi
Jumlah SKS             : 2
Kelas/Semester      : IV
Pertemuan               : kesatu
Alokasi Waktu         : 100 menit
Pertemuan               : kesatu


I.              Standar Kompetensi :
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep epidemiologi sehingga dapat menerapkan dalam melakukan penelitian.



II.             Kompetensi Dasar :
Memahami Konsep dasar Epidemiologi


GBPP-Silabus Mata Kuliah Epidemiologi



Nama Dosen                                     : THOUFAN PRATAMA, SKM
Program Studi                                   : DIII KEBIDANAN
Kode Mata Kuliah                            :
Nama Mata Kuliah                           : EPIDEMIOLOGI
Jumlah SKS                                      : 2
Semester                                           : IV

Deskripsi Mata Kuliah                     :
Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar epidemiologi yang meliputi konsep penyebab penyakit, epidemiologi deskriptif, epidemiologi analitik,desain studi epidemiologi, skrining, investigasi wabah dan surveilans epidemiologi.

Standar Kompetensi                         : 
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan teori, konsep epidemiologi sehingga dapat digunakan dalam memecahkan permasalahan kebidanan dan dapat diterapkan dalam melakukan penelitian.

Cara Alamiah Merangsang Persalinan


Jika kehamilan sudah mencapai usia 40 minggu dan belum ada tanda-tanda kontraksi maka ibu hamil akan diberikan induksi untuk merangsang persalinan. Tapi ternyata ada cara-cara alami yang bisa dilakukan untuk merangsang persalinan. Persalinan umumnya tidak akan mulai terjadi ketika seseorang sedang tegang, khawatir atau berusaha keras untuk melahirkan.  Beberapa ibu kadang harus menggunakan bantuan induksi untuk merangsang terjadinya kontraksi. Induksi ini tidak hanya sebatas obat-obatan, tapi juga bisa didapatkan secara alami atau natural. Induksi alami sebaiknya dilakukan minimal setelah usia kehamilan mencapai 38 minggu
Beberapa hal bisa dilakukan untuk menginduksi persalinan secara alam:
Cobalah untuk berjalan-jalan
Melakukan jalan-jalan dengan perlahan dan lembut bisa memulai terjadi kontraksi, menempatkan tekanan pada leher rahim yang dapat mendorongnya untuk membesar. Tapi pastikan tetap mengonsumsi cairan yang cukup, mempertahankan suhu tubuh dan mendengarkan sinyal dari tubuh. Jika tubuh sudah merasa lelah itu memberitahu untuk berhenti.
Cobalah untuk rileks
Cobalah mandi dengan iar hangat, mendapatkan pijat dengan tujuan relaksasi yang membuat tubuh tenang. Jika rileks maka tubuh akan lebih siap untuk melakukan persalinan.
Melakukan hubungan seks
Seks merupakan trik yang paling terkenal untuk memulai persalinan, karena cairan semen mengandung prostaglandin alami yaitu hormon yang terlibat dalam persalinan awal. Kegiatan sederhana lainnya juga bisa membantu seperti meminta pasangan untuk merangsang puting susu sehingga bisa mencapai orgasme. Kondisi ini bisa membantu membuka leher rahim sebesar 2 cm.
Berbicara dengan bayi yang dikandung
Studi terbaru menunjukkan berbicara dengan bayi yang dikandung dan memastikan bahwa ia akan merasa diterima dengan baik dan memberikan kesempatan membentuk ikatan dengan bayi yang secara alami bisa menginduksi persalinan.

Tentang Widyaiswara


Widyaiswara adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS pada lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pemerintah.

DASAR HUKUM
    1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat PNS;
    2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Widyaiswara;

Bina Keluarga Balita

A.    Pengertian

Bina keluarga balita adalah kegiatan yang khusus mengelola tentang  pembinaan tumbuh kembang anak melalui pola asuh yang benar berdasarkan kelompok umur, yang dilaksanakan oleh sejumlah kader dan berada ditingkat RW. (Pedoman Pembinaan Kelompok Bina Keluarga Balita Tahun 2006)

Bina Keluarga Balita (BKB) adalah upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota keluarga lainnya dengan anak balita.