Hymen adalah lapisan mukosa yang mengelilingi atau menutupi sebagian dari muara vagina. Lapisan tersebut, seperti halnya mukosa vagina, juga mempunyai pembuluh darah dan pembuluh saraf. Oleh sebab itu, robekan pada hymen seringkali diikuti dengan perdarahan dan rasa nyeri.
Pada
saat seorang gadis baru memasuki usia sekolah, selaput dara masih tipis dan
bahkan hampir tembus cahaya. Oleh karena itu, pada usia ini, selaput dara lebih
mudah mengalami robekan, terutama akibat olahraga seperti berkuda, bersepeda,
atau senam. Setelah pubertas, akibat pengaruh hormon estrogen, hymen akan
sedikit menebal dan berwarna merah muda. Tapi perlu diingat bahwa ketebalan,
bentuk, dan elastisitas hymen berbeda-beda pada setiap wanita.
Pada
beberapa surat kabar, majalah, internet, radio di Amerika Serikat dan Eropa,
beberapa tahun belakangan dikemukakan adanya “booming” tindakan reparasi
selaput dara atau “hymenoplasty” (himenoplasti bila istilah ini dialih
bahasakan ). Atau disebut juga sebagai “hymen rejuvenation” ataupun
“revirgination”. Biasanya tindakan ini jamak dilakukan oleh wanita-wanita
berasal dari negara Timur Tengah dan Amerika Latin karena adat kebiasaan dan
sosial budaya yang menekankan pada pentingnya keperawanan saat memasuki dunia
perkawinan.
Peningkatan
trend himenoplasti pada wanita di Perancis, Jerman, Kanada termasuk Amerika
Serikat disampaikan oleh Esmeralda Vanegas, Pemilik the Ridgewood Health and
Beauty Center di New York, bahwa “Permintaan himenoplasti meningkat hingga
mencapai lima pasien tiap bulannya.Hymenoplasty dilakukan untuk menyenangkan
suami atau pasangannya karena mengetahui bahwa pasangannya ingin bermesraan
dengan seorang perawan” kata wanita kelahiran Kuba ini. Di Amerika Serikat,
sebagian wanita melakukan revirginasi sebagai cara untuk meningkatkan kehidupan
seksual, merasakan adanya “second honeymoon” bahkan diberikan sebagai kado
hadiah hari valentine bagi suami dan pasangannya!
Jeanette
Yarborough, perawat dari San Antonio, Texas , Amerika Serikat , mengatakan
bahwa ia melakukan hymenoplasty, sebagai hadiah istimewa bagi suaminya pada
ulang tahun pernikahan ke 16.” Saya tidak perawan lagi saat menikah dan saya
kira tidak ada yang lebih baik dibanding revirginasi “ kata ibu berusia 40
tahun ini kepada kantor berita AFP. Saya ingin memberikah hadiah yang
sentimentil dan ternyata suaminya sangat tersentuh !
Pada
sebagian suku bangsa, hymen wanita dapat mempengaruhi prospek perkawinan,
reputasi keluarga bahkan nyawa seseorang. Keperawanan pada saat menikah
bernilai secara religi, sosial bahkan ekonomi.Di banyak budaya Mediteranian dan
Afrika, keluarga pihak laki-laki menuntut balas secara kekerasan dan hukuman
karena mempelai wanita yang tidak perawan yang telah mempermalukan keluarga
mereka. Sehingga hymenoplasty dianggap sebagai “keharusan” untuk status sosial,
kebahagiaan bahkan penyelamatan nyawa mereka.
Bagaimana
dengan hymenoplasty di Indonesia? Permasalahan sosio kultural masih mendominasi
keinginan untuk revirginasi. Bahkan tindakannya tidak hanya menyangkut pada
“reparasi” selaput dara tapi juga pada genitalia wanita secara keseluruhan.
Secara
medis seorang wanita dapat dilakukan tindakan rekonstruksi pada genital apabila
mempunyai keluhan pada fisiknya, seperti bibir kemaluan kecil (labia minora)
yang sangat menonjol sehingga menimbulkan luka dan nyeri saat berpakaian,
adanya kelainan bawaan pada alat kelamin atau munculnya keluhan untuk buang air
besar atau berkemih. Hymenoplasty merupakan salah satu tindakan rekonstruksi
pada genitalia wanita. Secara medis, rekonstuksi genitalia ada beberapa macam,
antara lain: Vaginoplasty dilakukan pada wanita yang memiliki kelainan bawaan
dimana tidak memiliki lubang vagina, sehingga membutuhkan “lubang” untuk dapat
berhubungan dengan suaminya yang dilakukan ketika hendak menikah. Adapula
tindakan untuk mengecilkan bibir kemaluan (labia mayora atau labia minora) atau
Labiaplasty dilakukan pada wanita yang merasa kesakitan atau iritasi karena
pertumbuhan bibir kemaluan yang berlebihan.
Belakangan
ini berkembang teknik operasi untuk mereparasi hymen yang terlanjur robek. Baik
akibat kecelakaan maupun karena hubungan seksual. Teknik operasi tersebut
disebut hymenoplasty. Tujuan hymenoplasty adalah mengembalikan hymen seperti
keadaan sebelum terjadinya robekan. Biasanya dilakukan karena alasan moral,
budaya atau sosialHymenoplasty termasuk operasi kecil. Biasanya dilakukan
dengan bius lokal atau . sedasi. Teknik operasinya ada dua macam, yaitu simple
hymenoplasty dan alloplant.
Simple
hymenoplasty dilakukan jika selaput dara hanya mengalami robekan dan masih ada
yang tersisa. Pada bagian yang robek, dilakukan penjahitan, biasanya dengan
benang yang dapat diserap, sehingga selaput dara kembali ke bentuknya semula.
Tetapi, jika selaput dara sudah rusak berat atau hilang sehingga tidak mungkin
lagi dijahit, operasinya dengan teknik alloplant. Pada alloplant, dilakukan
pemasangan selaput dara buatan.
Ataupun
dilakukan pengencangan rongga vagina bagian depan atau belakang yang
menimbulkan masalah berkemih atau buang air besar karena prolaps kandung kemih
atau rektum ke dalam vagina (sistokel atau rektokel). Tindakan vaginoplasty
atau kolporafi otomatis akan memperkuat otot panggul dan vagina menjadi sempit.
Jadi hasil akhir yang berakibat pada semakin harmonisnya hubungan dan
kenikmatan seksual merupakan “efek samping” yang timbul akibat upaya
rekonstruksi genital akibat faktor medis. Walaupun demikian tindakan peremajaan
organ intim atas indikasi non-medis untuk meningkatkan rasa percaya diri dan
kosmetika belum ada larangannya dilakukan. Tindakan rekonstruksi, peremajaan
atau rejuvenation seperti hymenoplasty, vaginoplasty, clitoral hood reduction
(clitoroplexy) dapat dilakukan secara pembiusan lokal atau umum dan tidak
memerlukan rawat inap.
Sumber
: http://drprima.com/ginekologi-estetik/himenoplasti
No comments:
Post a Comment